Financial Information & Market Access Forum - 1727324483099
-
Saat saham big bank seperti $BBRI dan $BMRI lagi turun, saham-saham yang lagi aksi korporasi seperti $PYFA dan $DGNS mulai naik.
Kali ini, kami mau ulas DGNS yang lagi mau proses aksi right issuenya. Berikut beberapa fakta right issue DGNS:
- DGNS berencana melakukan right issue dengan menerbitkan 921 juta lembar saham baru di harga Rp505 per saham
- Dana right issue digunakan untuk akuisisi Asa Ren senilai Rp357 miliar, serta sisanya Rp108 miliar akan digunakan untuk modal kerja
- Skema akuisisi RP322 miliar dengan cara inbreng kepemilikan saham dengan konsorsium pemegang saham Asa Ren, sedangkan Rp35 miliar akan dibayarkan secara tunai. Nantinya, DGNS akan menguasai 99 persen saham Asa Ren tersebut.
- Lalu, 21 satu pihak konsorsium pemegang saham Asa Ren akan mendapatkan kepemilikan sekitar 37 persen di saham DGNS yang merupakan hasil inbreng tadi.
Apa yang menarik dari aksi right issue ini?
- Harga pelaksanaan di atas harga pasar. Ini nggak lazim karena membuat investor publik ogah eksekusi right issue ini. Tapi, ingat aksi right issue ini mayoritas dana disuntik dalam bentuk inbreng, yakni penyertaan saham Asa Ren dari pemegang saham Asa Ren ke DGNS.
Jadi, harga pelaksanaan right issue dipatok menyesuaikan dengan harga si Asa Ren juga. Toh yang penting akuisisi lancar. Kalau dapat bonus dana dari investor ritel ya dipake buat modal kerja aja nantinya.
-
Bisnis Asa Ren dengan DGNS ini inline dan mereka sudah kerja sama sejak 2022 (serta DGNS sudah investasi di Asa Ren meski hanya 1,27% kepemilikan).
-
Itu 21 pihak pemegang saham Asa Ren yang masuk jadi pemegang saham DGNS gak niat exit strategi kan ya? hehe (ini jadi risikonya)
-
Masa cathy Wood gak tertarik masuk saham bioteknologi Indonesia sih. (Asa Ren itu startup bioteknologi) -> TAPI SUMPAH POIN KEEMPAT INI CUMA BERCANDAAN JANGAN DIANGGAP SERIUS
Lalu, apakah dengan aksi right issue ini DGNS bisa mendisrupsi $PRDA yang nyaman di market lead lab? simak ulasannya di sini:https://www.mikirduit.com/adu-saham-laboratorium-dgns-vs-prda-siapa-yang-menarik/