Financial Information & Market Access Forum - 1727162650070

[A Former User]

$BREN bikin heboh pagi ini, setelah langsung kebanting ARB, tiba-tiba bisa bangkit. Ngeliatnya seru banget ya perang bid-offer dengan volatilitas sangat tinggi. Ada yang ambil momen untuk cut loss, ada juga yang cari peluang.

Bagi yang ambil di harga ARB Rp5.675 per saham, mungkin sekarang sudah floating profit 26% dalam kurang dari sehari. Wah enak ya 'main' saham. Dalam sehari bisa cuan 25%?

Nah, ini yang banyak salah kaprah. Tujuan memutar uang di saham memang untuk bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan. Harapannya ya bisa mengalahkan inflasi. Apalagi, ada lho biaya-biaya yang naik fix misalnya kemarin lagi cari sekolah anak, ada biaya SPP pasti naik 10% per tahun.

Kalau naro dana di deposito atau FR atau SBN ritel ambyar gak dapet ngejar kenaikan itu ya. Tapi, di saham sehari aja bisa 25% ya?

Tapi kenapa saya bilang salah kaprah? karena gini, keuntungan dari saham yang sudah naik memang terlihat menggiurkan, tapi kita harus membeli saham yang belum naik signifikan agar bisa cuan optimal. Bagaimana caranya?

Bisa dilakukan dengan dua cara:

1. Trading saham dengan memantau pergerakan harga dan supply & demand terhadap saham tersebut. Untuk trading fokusnya di pergerakan harga (meski juga harus paham saham yang fundamental bagus dikit-dikit dan tingkat likuiditasnya untuk menenutkan plan manajemen risiko)

Dalam trading, kamu bisa cuan kayak di saham BREN dengan volatilitas tinggi. Tapi risikonya juga tinggi. Soalnya kalau trading kita incer saham yang demand buy-nya tinggi atau lagi rame / bahasa lainnya lagi aktif diperdagangkan. Tujuannya, agar bisa cepat cuan.

2. Investasi saham dengan memantau saham yang 'salah harga'. Kalau bahasa Lo Kheng Hong sih beli mercy harga bajaj. Memang ada? ada tapi untuk menunggu naiknya ya butuh waktu. Selain itu, kamu juga bisa kombinasikan dengan saham dividen sehingga sambil nunggu bsia tetap dapat dividennya.

Dari dua cara itu, tingkat risiko dan potensi cuan bisa berbeda-beda. Secara risk, trading lebih harus siap menghadapi fluktuasi harga jangka pendek. Jadi harus lebih sering mantau, minimal siap bergerak untuk melakukan transaksi.

Kalau investasi bisa santai, tapi harus membuat keputusan cepat ketika fundamental emiten mengalami perubahan signfiikan.

Lalu, kapan mulai investasi dan trading saham? ya sebaiknya secepatnya ya dengan alasan agar tidak tertinggal kereta (tapi bukan berarti langsung FOMO borong saham yang naik) tapi karena ini alasannya: https://www.mikirduit.com/jangan-ditunda-lagi-ini-alasan-pentingnya-investasi-saham/

Ingat dalam saham itu:

1. Jangan lupa beli (jangan analisis aja)
2. Jangan lupa jual (jangan ngeliatin indahnya floating profit aja)
3. Jangan FOMO (kalau ada yang pamer cuan keliatan indah, tapi kalau kita ikutan jadi tempat cuci piring deh)
   4.SABAR (trader dan investor harus sabar dan bergerak sesuai plan yang sudah dibuat)

Coba share pengalaman awalmu investasi dan trading saham?

Kalau pengalaman awal ane invest saham by rumour market (karena masih ada bekas2 info saat masih di lapangan sebagai jurnalis). tapi gak expect perubahan menteri semua rencana batal wkwk. Kalau yang sering baca mikirduit, apa saham pertama saya.

$BBRI $PTBA $PANI $HEXA