Financial Information & Market Access Forum - 1727403611250
-
Strategi Investasi Saham vs Obligasi
Saya masih tergelitik opini yang bilang kalau obligasi itu instrumen investasi untuk 'orang bodoh'
Jika hanya melihat aset investasi bagus yang bisa memberikan keuntungan paling tinggi, berarti sebenarnya gimmick opini tersebut tidak mengajarkan strategi pengelolaan keuangan yang tepat.
Hanya terpaku oleh data inflasi yang naik sehingga kita harus FOMO untuk cari aset yang naik tinggi seperti di saham atau crypto. TANPA memperhitungkan risiko dan timeframe tujuan keuangan, serta siklus pasar.
Setiap instrumen pasar modal ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya, saham itu likuid (tapi ada juga saham yang gak likuid) dan bisa kasih keuntungan tinggi banget. Namun, ya risiko fluktuasi harganya juga tinggi.
Ya misalnya saham $KARW yang abis naik ke Rp7000-an sekarang balik ke Rp1000-an lagi dalam waktu singkat. Atau $BREN yang fluktuasi dari 11ribuan sekarang di 7000-an. Meski kedua saham itu sempat mencatatkan kenaikan yang signifikan.
Artinya, dalam saham juga diperlukan pemahaman timing serta mau menggunakan strategi apa? jika memburu saham seperti BREN dan KARW jelas gak bisa pake fundamental.
Kecuali kalau memburu saham seperti $BBRI yang semakin turun semakin diserok itu bisa dengan melihat fundamental untuk menentukan timing masuknya. Tapi ya saat turun ditinggal asing kayak sekarang, harga saham BBRI juga tertekan.
Artinya, saham bisa kasih cuan besar, tapi harus siap dan antisipasi risikonya.
Lalu, bagaimana jika dibandingkan dengan obligasi?
Obligasi ada dua, yakni obligasi negara vs korporasi. Kalau obligasi negara lebih aman dibandingkan korporasi yang ada risiko gagal bayar / penundaan pembayaran kupon hingga pokok kayak $WIKA hehe.
Untuk obligasi negara memang memberikan keuntungan sektiar 7% per tahun. Kecil, dan dianggap gak bisa ngalahin inflasi apalagi kalau masukkin sekolah anak yang SPP-nya naik 10% per tahun.
Namun, kelebihan obligasi adalah risiko fluktuasi rendah. Kalau kamu punya Rp10 miliar, sudah bisa dapat pendapatan tahunan yang lumayan untuk hidup. (biasanya obligasi negara cocok buat yang udah pensiun)
Dengan karakter obligasi negara memberikan pendapatan pasif, kamu juga bisa jadikan aset ini alternatif untuk menambah pendapatan bulanan atau tahunan yang sebagian diinvestasikan lagi ke aset high risk.
Sehingga nilai pokok aset terjaga, dan kamu bisa growth hasil keuntungan obligasi di saham.
Jadi, nggak ada aset investasi yang buruk bahkan termasuk deposito sekalipun. Paling penting bagaimana kita memahaminya dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan profil risiko masing-masing. karena investasi itu bukan ilmu pasti, tapi ilmu custom sesuai kebutuhan masing-masing individu.
Untuk memahami aset investasi pasar modal bisa baca di sini: https://www.mikirduit.com/4-pilihan-investasi-di-pasar-modal-yang-bisa-membuatmu-financial-freedom/